

PENGUJIAN
SENYAWA AMINA DAN NITRIL
(
Makalah Praktikum Kimia Organik)
Oleh
Dian
Mira Fadela
PENDIDIKAN
KIMIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2014
DAFTAR
ISI
COVER KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang................................................................. 4
1.2 Tujuan ............................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Senyawa
Amina............................................................... 6
2.2 Senyawa
Nitril................................................................. 12
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan....................................................................... 14
3.2
Saran................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di alam banyak sekali kita jumpai senyawa, baik itu senyawa organik maupun senyawa anorganik, ataupun senyawa kompleks dan senyawa sederhana. Kali ini kita akan membahas mengenai salah satu senyawa organic sederhana, atau lebih spesifik lagi kita akan membahas tentang amina dan nitril. Amina merupakan keluarga amonia yang terdapat di alam dan memainkan peranan penting dalam banyak teknologi modern. Nitrogen dijumpai dalam protein,dan asam nukleat,maupun dalam banyak senyawa lain yang terdapat baik dalam tumbuhan, maupun hewan.dalam bab ini,akan dibahas amina,senyawa organic yang mengandung atom-atom nitrogen trivalent,yang terikat pada satu atom karbon atau lebih : R-NH2,R2NH atau R3N. Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan,dan banyak amina mempunyai kereaktivan fali.misalnya dua dari stimulant alamiah tubuh dari system saraf simpatetik (melawan atau melarikan diri)adalah merepinafrina dan epinafrina.
Nitril adalah setiap senyawa organik yang memiliki - C ≡ N kelompok fungsional. Awalan siano-digunakan bergantian dengan istilah nitril dalam literatur industri. Nitril ditemukan dalam senyawa yang bermanfaat, termasuk metil cyanoacrylate , yang digunakan dalam lem super , dan nitril karet butadiena , sebuah nitril yang mengandung polimer yang digunakan dalam lateks bebas laboratorium dan sarung tangan medis. Senyawa organik yang mengandung gugus nitril beberapa dikenal sebagai cyanocarbons . Senyawa anorganik yang berisi-C ≡ N kelompok tidak disebut nitril, tapi sianida sebagai gantinya. Meskipun kedua nitril dan sianida dapat diturunkan dari garam sianida, nitril paling tidak hampir sama beracun. Nitril terjadi secara alami dalam beragam rangkaian sumber tanaman dan hewan. Lebih dari 120 nitril alami telah diisolasi dari sumber daratan dan lautan. Nitril secara umum ditemukan dalam buah lubang, terutama almond, dan selama memasak tanaman Brassica (seperti kol, kubis brussel, dan kembang kol), yang rilis nitril yang dirilis melalui hidrolisis. Mandelonitrile, sebuah sianohidrin diproduksi oleh almond menelan atau beberapa lubang buah, melepaskan hidrogen sianida dan bertanggung jawab atas toksisitas glikosida sianogen. Oleh sebab itu, agar lebih memahami mengenai senyawa amina dan nitril dan pengujiannya maka disusunlah makalah ini.
1.2
Tujuan penulisan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk
mengidentifikasi terhadap senyawaan amina primer, sekunder, dan tersier
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Senyawa Amina
2.1.1 Pengertian
Amina
Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air. Seperti alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol. Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat pada karbon yang mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen (Stoker, 1991).
2.1.2 Pembuatan
Amina
2.1.2.1 Pembuatan
amina primer
Untuk pembuatan amina primer, reaksi terjadi dalam dua tahapan. Pada tahapan pertama, terbentuk sebuah garam – dalam hal ini, etilamonuim bromida. Garam ini sangat mirip dengan amonium bromida, kecuali bahwa salah satu atom hidrogen dalam ion amonium telah diganti oleh sebuah gugus etil.
Dengan demikian, ada kemungkinan untuk terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran.
Amonia mengambil sebuah atom hidrogen dari ion etilamonium sehingga menjadikannya amina primer, yakni etilamina. Semakin banyak amonia yang terdapat dalam campuran, semakin besar kemungkinan terjadi reaksi selanjutnya.
2.1.2.2
Pembuatan amina sekunder
Reaksi di atas tidak berhenti setelah amina primer terbentuk. Etilamina juga bereaksi dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti reaksi sebelumnya. Pada tahap pertama, terbentuk sebuah garam – kali ini, dietilamonium bromida. Anggap garam yang terbentuk ini adalah amonium bromida dengan dua atom hidrogen yang digantikan oleh gugus-gugus etil.
Lagi-lagi terdapat kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran tersebut, seperti diperlihatkan pada gambar berikut:
Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion dietilamonium sehingga menjadikannya amina sekunder, yakni dietilamin. Amina sekunder adalah amina yang memiliki dua gugus alkil terikat pada atom nitrogen.
2.1.2.3
Pembuatan amina tersier
Setelah amina sekunder terbentuk, reaksi masih belum berhenti. Dietilamina juga bereaksi dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti pada reaksi sebelumnya. Pada tahapan pertama, terbentuk trietilamonium bromida.
Lagi-lagi ada kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran tersebut, sebagaimana ditunjukkan berikut:
Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion trietilamonium sehingga menjadikannya amina tersier, yakni trietilamin. Amina tersier adalah amina yang memiliki tiga gugus alkil terikat pada nitrogen.
2.1.3
Ciri
Khas
Di antara sejumlah golongan senyawa organic yang memiliki sifat basa, yang
terpenting adalah amina. Di samping itu sejumlah amina memiliki keaktifan faali
(fisiologis), misalnya efedrina berkhasiat sebagai peluruh dahak, meskalina
yang dapat mengakibatkan seseorang berhalusinasi, dan amfetamina yang mempunyai
efek stimulant. Kelompok senyawa alkaloid yang berasal dari tumbuhan secara
kimia juga meripakan bagian dari golongan basa organik amina.
2.1.4
Rumus
Umum
Rumus umum untuk senyawa amina
adalah :
RNH2 R2NH R3N
Dimana R dapat berupa alkil atau aril
2.1.5
Sifat-Sifat
Amina
2.1.5.1 Sifat Kimia
Kebasaan
Seperti halnya amonia, semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air bersifat basa.
Seperti halnya amonia, semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air bersifat basa.
Contoh :
H
│
CH—N: + H – O- H CH3- N- H + HO
│
H
│
CH—N: + H – O- H CH3- N- H + HO
│
H
Metilamonium
hidroksida.
2.1.5.2
Sifat Fisik
Titik didih dari amina yang mengandung suatu ikatan N—H adalah ditengah-tengah antara alkana (tidak ada ikatan hidrogen) dan alcohol (ikatan alcohol kuat).
CH3CH2CH3 CH3CH2NH2 CH3CH2OH,
Propana Etilamina Etanol.
Berat rumus : 44,45,46
Propana Etilamina Etanol.
Berat rumus : 44,45,46
Titik didh
(°C) : -42,17,78,5
Titik didih dari amina yang tidak
mengandung ikatan N—H, jadi tidak mempunyai ikatan hidrogen, lebih rendah dari
amina yang mempunyai ikatan hidrogen.
2.1.6
Struktur
a.
Amina Primer : R –
CH3-CH2-CH2-CH2-NH2

(CH3)2NH H
c.
Amina Tersier : R – N –R
(CH3)3N
d.
Mono-amina
diturunkan dari 1 NH3
e.
Poli-amina
diturunkan dari 2 NH3 atau lebih
2.1.7
Tata
Nama
Amina diberi nama dalam beberapa cara. Biasanya,
senyawa tersebut diberikan awalan "amino-" atau akhiran:
".-Amina" Awalan "N-menunjukkan substitusi pada atom nitrogen.
Suatu senyawa organik dengan gugus amino beberapa disebut diamina, triamine,
tetraamine dan sebagainya.
Sistematis nama untuk beberapa amina umum Amina lebih
rendah diberi nama dengan akhiran-amina.
2.1.7.1
Tata Nama
Sistematik
Nama sistematik untuk amina alifatik
primer diberikan dengan cara seperti nama sistematik alkohol, monohidroksi
akhiran –a dalam nama alkana induknya diganti oleh kata amina.
Contoh :
H3C-CH-CH3
2-propanamina
H3C-CH2-CH-CH2-CH3
3-pentanamina.
Untuk amina sekunder dan tersier
yang asimetrik (gugus yang terikat pada atom N tidak sama), lazimnya diberi
nama dengan menganggapnya sebagai amina primer yang tersubtitusi pada atom N.
Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa gugus sustituen yang lebih besar dianggap
sebagai amina induk, sedangkan gugus subtituen yang lebih kecil lokasinya
ditunjukkan dengan cara menggunakan awalan N (yang berarti terikat pada atom
N).
2.1.7.2
Tata Nama
Trivial
Nama trivial untuk sebagian besar
amina adalah dengan menyebutkan gugus-gugus alkil/aril yang terikat pada atom N
dengan ketentuan bahwa urutan penulisannya harus memperhatikan urutan abjad
huruf terdepan dalam nama gugus alkil/aril kemudian ditambahkan kata amina di
belakang nama gugus-gugus tersebut.
Contoh :
CH3
│
CH3—NH2CH—C—NH2
│
CH3
Metilamina tersier-butilamina
│
CH3—NH2CH—C—NH2
│
CH3
Metilamina tersier-butilamina
2.1.8
Reaksi-Reaksi
Amina
Reaksi
Amina dengan Asam Nitrit
1.
Amina alifatik primer
dengan HNO2 menghasilkanalkohol disertai pembebasan gas N2 menurut persamaan
reaksi di bawah ini :
CH3-CH-NH2 + HNO2→ CH3-CH-OH + N2 + H2O
│ │
CH3 CH3
│ │
CH3 CH3
Isopropilamina
(amina 1°) isopropil alkohol (alkohol 2°)
2.
Amina alifatik/aromatik
sekunder dengan HNO2 menghasilkan senyawa N-nitrosoamina yang mengandung unsur
N-N=O
Contoh :
H N=O
N + HNO2 → N + H2O
CH3 CH3
N-metilanilina
N-metilnitrosoanilina
3.
Amina
alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang ditentukkan oleh
jenus amina tersier yang digunakan. Pada amina alifatik/aromatik tersier
reaksinya dengan HNO2 mengakibatkan terjadinya sustitusi cincin aromatik oleh
gugus –NO seperti contoh dibawah ini :
CH3 CH2
N + HNO2 → N + H2O
CH3 CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso –N,N- dimetilanilina
4.
Amina aromatik primer
jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0°C menghasilkan garam diazonium
Contoh :
NH2 + HNO2 + HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina
benzenadiaazonium klorida
Reaksi Amina dengan Asam
Contoh :
(CH3CH2)2NH + HCl (CH3CH2)2NH+Cl-
(CH3CH2)2NH + HCl (CH3CH2)2NH+Cl-
Dietilamonium
klorida
2.2 Senyawa Nitril
2.2.1
Pengertian
Senyawa Nitril
Nitril adalah senyawa kimia yang
mengandung gugus siano (C=N), dengan atom karbon terikat-tiga pada atom
nitrogen. Kelompok CN dapat ditemukan dalam banyak senyawa. Beberapa senyawa
diantaranya berupa gas dan lainnya berupa zat padat atau cair. Gugus siano
terdapat juga dalam bentuk garam dan polimer dan juga ada yang bersifat
kovalen, molekuler, dan ionik.
2.2.2
Ciri Khas
Nitril
merupakan kelompok senyawa yang toksik karena mengandung gugus CN dalam
strukturnya. Meskipun senyawa nitil dikenal sebagai senyawa sangat toksik,
namun diproduksi dalam jumlah besar dan digunakan sebafgai pelarut, plastik,
karet sintetik, herbisida, obat-obatan. Krotononitril dan akrilonitril misalnya
banyak digunakan sebagai spesifik reagen untuk alkilasi protein kelompok
sulfihidril. Demikian juga benzonitril banyak digunakan sebagai salah satu
bahan aktif herbisida. Herbisida yang diketahui mengandung nitril misalnya
dichlobenil, ioksinil, dan buktril dapat menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan dan lingkungan.
Senyawa anorganik yang berisi-C ≡ N kelompok tidak disebut nitril,
tapi sianida sebagai gantinya. Meskipun kedua nitril dan sianida dapat
diturunkan dari garam sianida, nitril paling tidak hampir sama beracun.
2.2.3
Tata
Nama
Dalam
sistem tata nama IUPAC, nitril diberi nama berdasarkan rantai induk alkananya,
atom C yang terikat pada atom N juga termasuk kedalam rantai induk. Nama lkana
itu diberi nama akhiran –nitril. Beberapa nitril diberi nama menurutnama
trivial asam karboksilatnya dengan menggantikan imbuhan asam -oat menjadi
akhiran –nitril, atau –onitril, jika huruf akhirnya tidak
nerupa –o.
Contoh;
Etananitril(IUPAC)
Asetonitril(trivial)
Benzanakarbonitril
(IUPAC)
Benzonitril
(trivial)
2.2.4
Perbedaan Sifat Amina dan Nitril
Perbedaan
sifat kelarutan amina dan nitril dapat digunakan sebagai identifikasi. Amina
primer, sekunder dan tersier dari ratai alfatik mudah larut dalam HCl encer.
Untuk amina aromatik dengan satu cincin mudah larut dalam larutan 10% HCl,
tetapi dengan kenaikan cincin seperti diarilamina dan triarilamina tidak larut
dalam amina. Nitril tidak dapat larut dalam larutan HCl 10%. Hal ini disebabkan
karena gugus –C ≡ N tidak
cukup basa untuk membentuk garam hidroklorida.

BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut:
1.
Amina merupakan suatu senyawa yang mengandung gugusan
amino (-NH2, - NHR, atau – NH2).
2.
Pengujian amina
dapat dilakukan dengan mereaksikan amina mengunakan bensensulfonil klorida,
NaOH, dan air
3.
Amina primer
dapat larut dalam bensensulfonil klorida
4.
Amina sekunder
membentuk endapan jika direaksikan dengan bensensulfonil klorida, NaOH, dan air
5.
Amina sekunder
tidak larut jika direaksikan dengan bensensulfonil klorida, NaOH, dan air
6.
Pengujian amina dapat dilakukan dengan
mereaksikan amina mengunakan bensensulfonil klorida, NaOH, dan air.
7.
Semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan
amina dalam air bersifat basa.
8.
Nitril
adalah senyawa kimia yang mengandung gugus siano (C=N), dengan atom karbon
terikat-tiga pada atom nitrogen.
9.
Dalam
suasana asam atom nitrogen dari sianida dikonversi menjadi ion ammonium,
sedangkan dalam suasana basa, nitrogen dikonversi menjadi amonia dan
produk organik, yaitu garam karboksilat, yang perlu dinetralkan dalam langkah
terpisah menjadi asam.
3.2
Saran
Dalam
makalah ini masih banyak kekurangan. Semoga makalah ini berguna bagi pembacanya
dan masih membutuhkan saran yang membangun bagi penulis. Dan semoga makalah ini
bermanfaat untuk memperkaya dan memperluas wawasan keilmuan kita sebagai
pembaca yang haus akan ilmu pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden dan Fessenden, 1983. Kimia
Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Stoker. 1991. Kimia Organik.
Jakarta: Erlangga.
Hard, Harold, dkk.,
2003, Kimia Organik Edisi Kesebelas, Jakarta: Erlangga.
Lestari, S. 2004.
Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia. Kawan Pustaka.
Stoker. 1991. Kimia Organik.
Jakarta: Erlangga.
Tim penyusun. 2012. Penuntun
Praktikum Kimia Organik II. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
L.S., Putri. 2012. Reaksi Oksidasi
pada Alkena dan Reaksi Asam Basa pada Senyawa
Amina. Diunduh pada http://putrilaur.blogspot.com/.
Pada 16 Desember 2014 pukul 19.00 WIB
Amelia, Riska. 2012. Nitril. Diunduh pada http://riskamamel21.blogspot.com/ 2012/ 06/nitril.html. Pada 16 Desember 2014 pukul 19.00 WIB
0 komentar:
Posting Komentar